Senin, 15 Februari 2016

USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

   KEDATANGAN SEKUTU DAN NICA DI INDONESIA
Setelah Jepang menyerah pada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, sekutu kemudian memerintahkan Jepang untuk melaksanakan status quo, yaitu menjaga situasi dan kondisi sebagaimana adanya pada saat itu sampai kedatangan tentara sekutu ke Indonesia.
Pihak sekutu memutuskan bahwa pasukan – pasukan Amerika Serikat akan memusatkan perhatian pada pulau – pulau di Jepang, sedangkan tanggung jawab terhadap Indonesia dipindahkan dari SWPC (South West Pasific Command) dibawah komando Amerika Serikat kepada SEAC (South East Asia Command) di bawah komando Inggris yang dipimpin Laksamana Lord Louis Mountbatten.  Sebelum kedatangan tentara sekutu ke Indonesia, pada tanggal 8 September Laksamana L. L. Mountbatten mengutus tujuh perwira Inggris di bawah pimpinan Mayor A. G. Greenhalgh ke Indonesia. Tugasnya adalah mempelajari serta melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan pasukan sekutu.
Pada tanggal 16 September 1945 rombongan perwakilan sekutu berlabuh di Tanjung Priok. Rombongan ini dipimpin oleh Laksamana Muda W. R. Patterson. Dalam rombongan ini ikut pula C. H. O. Van der Plas yang mewakili pimpinan NICA yaitu Dr. H. J. Van Mook. Setelah itu pada tanggal 29 September 1945 tibalah pasukan SEAC di Tanjung Priok, Jakarta di bawah pimpinan Letjend Sir Philip Chistison. Pasukan ini bernaung di bawah bendera AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Pasukan AFNEI terbagi menjadi 3 divisi yaitu :
§  Divisi India ke-23, di pimpin oleh Mayor Jendral D.C. Hawthorn bertugas di Jawa Barat
§  Divisi India ke-5, di pimpin oleh Mayor J E.C Marsergh bertugas di Jawa Timur
§  Divisi India ke-26, di pimpin oleh Mayor Jendral H.M. Chambers bertugas di Sumatra
Pasukan AFNEI di pusatkan di Barat Indonesia terutama wilayah Sumatera dan Jawa, sedangkan daerah Indonesia lainnya, terutama wilayah Timur diserahkan kepada angkatan perang Australia. AFNEI diserahi beberapa tugas sebagai berikut :
§  Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Indonesia.
§  Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu
§  Melucuti dan memulangkan tentara jepang
§  Memulihkan keamanan dan ketertiban
§  Mencari dan mengadili para penjahat perang.

Kedatangan sekutu ke Indonesia semula mendapatkan sambutan hangat dari rakyat Indonesia, seperti kedatangan Jepang dulu. Akan tetapi setelah diketahui mereka datang disertai orang-orang NICA (Netherlands Indies Civil Administration), sikap rakyat Indonesia berubah menjadi penuh kecurigaan dan bahkan akhirnya bermusuhan. Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakkan kembali kekuasaannya. Situasi berubah memburuk tatkala NICA mempersenjatai kembali bekas anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Indies Leger). Satuan – satuan KNIL yang telah dibebaskan Jepang kemudian bergabung dengan tentara NICA. Diberbagai daerah, NICA dan KNIL yang didukung Inggris/Sekutu melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin nasional.
Untuk meredakan ketegangan tersebut, pada tanggal 1 Oktober 1945 panglima AFNEI menyatakan pemberlakuan pemerintahan Republik Indonesia yang ada di daerah – daerah sebagai kekuasaan de facto. Kerena pernyataan tersebut pemerintah RI menerima pasukan AFNEI dengan tangan terbuka, bahkan pemerintah RI memerintahkan pejabat daerah untuk membantu tugas – tugas AFNEI.
Pada kenyataannya kedatangan pihak sekutu selalu menimbulkan insiden di beberapa daerah. Tentara sekutu sering menunjukkan sikap tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Lebih dari itu, tampak jelas bahwa NICA ingin mengambil alih kembali kekuasaan di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa AFNEI telah menyimpang dari misi awalnya. Kenyataan tersebut memicu pertempuran di beberapa daerah seperti Surabaya, Sukabumi, Medan, Ambarawa, Manado, dan Bandung.

B.      PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN KEKUATAN SENJATA
1.       Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan sekutu. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasikan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional perlawanan nasional terhadap kolonialisme.
Tentara sekutu mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945, dibawah pimpinan Brigjen Aubertin Walter Sothern (A.W.S) Mallaby yang berkebangsaan Inggris. Kedatangan pasukan sekutu disambut baik oleh Gubernur Jawa Timur R.M.T.A Soeryo. Kemudian antara wakil-wakil pemerintahan RI dan Brigjen AW.S Mallaby mengadakan pertemuan yang menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
§  Inggris berjanji mengikut sertakan Angkatan Perang Belanda
§  Disetujui kerjasama kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan ketentraman
§  Akan dibentuk kontak biro agar kerja sama berjalan lancar
§  Inggris hanya akan melucuti senjata jepang

Pada tanggal 26 Oktober 1945 pasukan sekutu melanggar kesepakatan terbukti melakukan penyergapan ke penjara Kalisosok. Mereka akan membebaskan para tawanan Belanda diantaranya adalah Kolonel Huiyer. Tindakan ini dilanjutkan dengan penyebaran pamphlet-pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata-senjata mereka. Rakyat Surabaya dan TKR bertekad akan mengusir Sekutu dari bumi Indonesia dan tidak  akan menyerahkan senjata mereka.
Kontak senjata antara rakyat Surabaya melawan Inggris terjadi pada tanggal 27 Oktober 1945. Para pemuda dengan perjuangan yang gigih dapat melumpuhkan tank-tank Sekutu dan berhasil menguasai objek-objek vital. Strategi yang digunakan rakyat Surabaya adalah dengan mengepung dan menghancurkan pemusatan-pemusatan tentara Inggris kemudian melumpuhkan hubungan logistiknya. Serangan tersebut mencapai kemenangan yang gemilang walaupun dipihak kita banyak jatuh korban. Pada tanggal 29 Oktober 1945 Bung Karno beserta Jenderal D.C Hawthorn tiba di Surabaya. Dalam perundingan antara pemerintahan RI dengan Mallaby dicapai kesepakatan untuk menghentikan kontak senjata. Kesepakatan ini dilanggar oleh pihak sekutu.
Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio dan Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen A.W.S Mallaby. Kematian Brigjen A.W.S Mallaby itu mejadi dalih bagi Inggris untuk menggempur rakyat Surabaya dan menuntut “menyerah tanpa syarat”.
Pada tanggal 7 November 1945, pemimpin tentara Inggris yang baru, Mayjen E.C Marsergh memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya, dengan isi ultimatumnya adalah :
§  Rakyat Surabaya harus bertanggung jawab atas terbunuhnya Brigjen A.W.S Mallaby.
§  Rakyat Surabaya harus menyerahkan senjata dan mengibarkan bendera putih sebagai tanda “menyerah”.

Batas waktu yang ditentukan untuk ultimatum ini adalah paling lambat tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 WIB. Jika ultimatum tidak dilaksanakan, maka pasukan Inggris akan mengerahkan pasukan infantri dengan senjata berat untuk menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara.
Ultimatum ini dirasa menghina terhadap bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Oleh karena tepat pukul 22.00 tanggal 9 November 1945 rakyat Surabaya menolak ultimatum tersebut secara resmi melalui pernyataan Gubernur Soeryo. Karena penolakan ultimatum itu maka meletuslah pertempuran pada tanggal 10 November 1945. Melalui siaran radio yang dipancarkan dari Jl. Mawar No. 4 Bung Tomo membakar semangat juang arek-arek Surabaya dan menciptakan pekik persatuan demi revolusi yaitu “merdeka atau mati”. Di samping itu juga merupakan titik balik bagi Belanda karena mengejutkan pihak Belanda yang tidak menyangka kekuatan RI mendapat dukungan rakyat. Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu. Kontak senjata pertama terjadi di Perak sampai pukul 18.00. pasukan sekutu dibawah pimpinan Jenderal Mansergh mengerahkan satu divisi infantri sebanyak 10.000 - 15.000 orang dibantu tembakan dari laut oleh kapal perang penjelajah “Sussex” serta pesawat tempur “mosquito” dan  “Thunderbolt”.
Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Dalam pertempuran di Surabaya ini seluruh unsur kekuatan rakyat bahu membahu, baik dari TKR, PRI, BPRI, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, BBI, PTKR, maupun TKR laut dibawah komandan pertahanan Kota, Soengkono. Peristiwa 10 November ini juga tidak lepas dari peran kaum ulama. Ulama besar seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, serta kyai – kyai pesanren lainnya yang mengerahkan santri – santri merekan dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan. Akibat pertempuran tersebut ± 6.000 rakyat Surabaya gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari 1946.
Kota Surabaya memang hancur, tetapi pertempuran ini menunjukkan suatu semangat serta sikap pantang mundur para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Untuk mengenang perjuangan arek – arek Surabaya, di kota ini kemudian dibangun Tugu Pahlawan dan setiap tanggal 10 November di peringati sebagai Hari Pahlawan.

2.       Pertempuran (Palagan) Ambarawa
Kedatangan sekutu di Semarang tanggal 20 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel semula diterima dengan baik oleh Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro karena akan mengurus tawanan perang. Akan tetapi, secara diam-diam mereka bersama-sama NICA dan mempersenjatai para bekas tawanan perang Ambarawa dan Magelang. Hal ini menimbulkan kemarahan pihak Indonesia, maka konflik bersenjata tidak bisa dihindari.
Setelah terjadi insiden di Magelang antara TKR dengan tentara Sekutu maka tanggal 2 November 1945  Presiden Soekarno dan BrigJend Bethtel mengadakan perundingan gencatan senjata. Berikut ini 3 dari 12 butir kesepakatan antara pemerintah RI dan pihak sekutu :
§  Sekutu akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang dalam rangka menyelesaikan tugas pokoknya, yaitu mengurus para tahanan, tetapi dengan jumlah yang terbatas.
§  Jalan raya antara Magelang dan Semarang tetap dibuka bagi lalu lintas tentara sekutu dan masyarakat Indonesia.
§  Sekutu tidak akan mendukung aktifitas NICA dalam badan – badan yang berada di bawah kekuasaannya.

Dalam kenyataannya pihak sekutu melanggar kesepakatannya, salah satunya adalah menambah jumlah pasukannya di Magelang. Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kehadiran Letkol Soedirman memberikan nafas baru kepada pasukan – pasukan RI. Koordinasi diadakan kepada para komandan - komandan sektor untuk menyusun strategi penyerangan terhadap musuh.
Pada tanggal 21 November 1945 pasukan Sekutu mundur dari Magelang ke Ambarawa. Gerakan ini segera dikejar resimen Kedu Tengah  dibawah pimpinan Letnal Kolonel M. Sarbini dan meletuslah pertempuran Ambarawa. Pasukan  Angkatan muda dibawah Pimpinan Sastrodihardjo yang diperkuat  pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta menghadang sekutu di desa Lambu. Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan TKR berhasil mengepung musuh yang bertahan dibenteng Willem, yang terletak ditengah-tengah kota Ambarawa. Selama 4 hari 4 malam kota Ambarawa di kepung. Kerena merasa terjepit maka pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu meninggalkan Ambarawa menuju ke Semarang.
Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa. Selain itu tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari jadi TNI AD atau Hari Juang Kartika.

3.       Pertempuran Medan Area
Berita Proklamasi Kemerdekaan baru sampai di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945. Hal ini disebabkan sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari tentara Jepang. Berita tersebut dibawa oleh Mr. Teuku M. Hasan yang diangkat menjadi Gubernur Sumatra. Ia ditugaskan oelh pemerintah untuk menegakkan kedaulatan Republik Indonesia di Sumatra dengan membentuk Komite Nasional Indonesia di wilayah itu.
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan sekutu mendarat di Sumatra Utara di bawah pimpinan Brigadir Jenderal E.T.D. Kelly. Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). Akan tetapi, serdadu Belanda dan NICA ikut membonceng pasukan ini yang dipersiapkan mengambil alih pemerintahan. Hal ini menimbulkan konflik dengan TKR dan BPI (Barisan Pemuda Indonesia) pimpinan Achmad Tahir yang merupakan bekas seorang perwira tentara sukarela.
Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA. Setelah kejadian tersebut pada tanggal 18 Oktober 1945 Brigadir Jenderal T.E.D Kelly memberikan ultimatum kepada pemuda Medan agar menyerahkan senjatanya. Aksi-aksi teror mulai dilakukan oleh Sekutu dan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945 Sekutu memasang papan-papan bertuliskanFixed Boundaries Medan  Area (Batas Resmi Wilayah Medan) di berbagai sudut pinggiran Kota Medan. Tulisan ini semacam “garis polisi”, yang diyakini akan menghambat pergerakan para pemuda dan TKR terhadap pasukan sekutu.
Pada tanggal 10 Desember 1945 pasukan Sekutu melancarkan serangan militer secara besar-besaran dengan menggunakan pesawat-pesawat  tempur. Pada bulan April 1946 pasukan inggris berhasil mendesak pemerintahan RI ke luar Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar. Walaupun belum berhasil menghalau pasukan Sekutu, rakyat Medan terus berjuang dengan membentuk Laskar Rakyat Medan Area.

Selain di daerah Medan, di daerah-daerah sekitarnya juga terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Di Padang dan Bukit Tinggi pertempuran berlangsung sejak bulan November 1945. Sementara itu dalam waktu yang sama di Aceh terjadi pertempuran melawan Sekutu. Dalam pertempuran ini Sekutu memanfaatkan pasukan-pasukan Jepang untuk menghadapi perlawanan rakyat sehingga pecah pertempuran yang dikenal dengan peristiwaKrueng Panjol Bireuen. Pertempuran di sekitar Langsa/Kuala Simpang Aceh semakin sengit ketika pihak rakyat dipimpin langsung oleh Residen Teuku Nyak Arief. Dalam pertempuran ini pejuang kita berhasil mengusir Jepang. Dengan demikian diseluruh Sumatra rakyat bersama pemerintah membela dan mempertahankan kemerdekaan.

4.       Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa Merah Putih terjadi tanggal 14 Februari di Manado. Para pemuda tergabung dalam pasukan KNIL Kompeni VII bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan. Pada tanggal 16 Februari 1946 mereka mengeluarkan surat selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan diseluruh Manado telah berada di tangan Republik Indonesia. Untuk memperkuat kedudukan Republik Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Waisan. 
Bendera Merah Putih dikibarkan diseluruh pelosok Minahasa hampir selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur Sulawesi bertugas untuk memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi. Ia memerintahkan pembentukan badan perjuangan pusat keselamatan rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat petisi yang ditandatangani oleh 540 pemuka masyarakat Sulawesi. Dalam petisi itu dinyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi tidak dapat dipisahkan dari Republik Indonesia. Oleh karena petisi itu, pada tahun 1946, Sam Ratulangi ditangkap dan dibuang ke Serui (Irian Barat dan sekarang Papua).

5.       Peristiwa Bandung Lautan Api
Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya Sekutu pada tanggal 17 Oktober 1945. Pada waktu itu para pemuda dan pejuang di kota Bandung sedang gencar-gencarnya merebut senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang. Oleh Sekutu, senjata dari hasil pelucutan tentara Jepang supaya diserahkan padanya. Bahkan pada tanggal 21 November 1945, TKR dan badan – badan perjuangan melancarkan serangan terhadap wilayah kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preager yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, sekutu menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk menjaga keamanan. Oleh para pejuang, ultimatum tersebut tidak diindahkan dan mendorong pasukan TRI untuk melakukan operasi “bumi hangus”. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3).
Sekutu mengulangi ultimatumnya pada tanggal 23 Maret 1945 yakni agar TRI meninggalkan kota Bandung. Menghadapi ultimatum tersebut para pejuang kebingungan karena mendapat dua perintah yang berbeda. Pemerintah RI di Jakarta yang diwakili oleh Komandan divisi III TRI Kolonel Abdul Haris Nasoetion memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya para pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para pejuang meninggalkan Bandung walaupun dengan berat hati. Namun sebelum meninggalkan kota Bandung, terlebih dahulu para pejuang Republik Indonesia menyerang ke arah kedudukan - kedudukan Sekutu sambil membumihanguskan kota Bandung bagian Selatan. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung Lautan Api. Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar kota.
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama Moh. Toha dan Ramdan  dua milisi Barisan Rakyat Indonesia (BRI). Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo - Halo Bandung”.

Perang Dunia II dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia



Perang Dunia II

1. Lahirnya Negara-negara Fasis
Kondisi di negara Eropa menjelang PD II mirip dgn kondisi saat menjelang PD I. Di sana terjadi ketegangan dan keinginan utk membalas dendam, terutama utk negara yang kalah perang. Negara-negara tersebut merasa dirugikan atas perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh pihak Sekutu. Secara umum, merka yang ikut perang mengalami kehancuran ekonomi, sehingga mereka mencoba bangkit dgn cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Paham ultranasionalisme itu yang akhirnya melahirkan negara-negara fasis. Negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.

a. Fasisme di Jerman
Pada masa PD I Negara Jerman menderita kekalahan dan penderitaan yang hebat. Tetapi, negara jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hittler melalui Partai Nazi mulai bangkit. Negara Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu suatu paham yang menganggap bahwa dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu jerman juga menganut totaliterisme yaitu suatu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara dan rakyat tidak mempunyai kebebasan.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Hittler utk merealisasikan kejayaan Jerman antara lain:
  • Menolak isi Perjanjian Versailes.
  • Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
  • Membangun angkatan perang yang kuat.
  • Mengobarkan semangat anti-Yahudi dgn membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
  • Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dgn Jepang dan Italia (Poros Roberto).
Kemudian dlm perkembangannnya Jerman mulai melakukan politik Lebensraum (ruang utk hidup). dlm plitik ini gagasan perluasan wilayah yaitu lewat perang. Misalnya dgn menduduki Austria dan Cekoslovakia.

b . Fasisme di Jepang
Di Negara Jepang, fasisme tidak terlepas dari Restorasi Meiji yang mana Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. dgn kondisi tersebut membuat Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo.
Langkah-langkah yang diambil Kaisar Hirohito sebagai negara fasis antara lain:
  • Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
  • Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.
  • Mengagungkan semangat bushido.
  • Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
  • Memodernisasi angkatan perang.
c . Fasisme di Italia
Negar Italia merupakan salah satu negara pemenang dlm PD I. Namun Italia merasa kecewa karena tuntutannya di dlm Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Negara Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini dan menjadi negara fasis.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Benito Mussolini dlm rangka pengembaganfasisme di Italia.
  • Mengobarkan semangat Italia Irredenta utk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
  • Memperkuat angkatan perang.
  • Menduduki Ethiopia dan Albania.
  • Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
Seiring dgn berkembangnya negara-negara fasis menjadikan kondisi politik di wilayah Eropa menjadi memanas dan mendorong terjadinya Perang Dunia II.

Latar Belakang Perang Dunia II

Hal-hal yang menjadi penyebab Perang Dunia II dpt dikelompokkan menjadi 2 yaitu yang bersifat umum dan khusus.

a. Sebab Umum

Di bawah ini merupakan sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
  • Adanya pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan paham totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
  • Persekutuan mencari kawan.
  • Semangat utk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dlm Perang Dunia I.
  • Perlombaan senjata antarnegara.
  • Pertentangan antarnegara imperialis utk memperebutkan daerah jajahan.
  • Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dlm mewujudkan perdamaian dunia.
b . Sebab Khusus

Sebab khusus PD II terjadi di 2 zona yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Di bawah ini merupakan sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
  1. Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
  2. Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu utk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). dlm waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. dlm perkembangannya melibatkan banyak negara.

Jalannya Perang Dunia II

Perang Dunia II dpt dikatakan sebagai ajang balas dendam bagi negara yang kalah dlm PD I. Negara-negara yang terlibat dlm Perang Dunia II tidak jauh berbeda dgn Perang Dunia I. Negara-negara yang terlibat PD II terbagi menjadi 2 Blok yaitu blok Sentral dan blok Sekutu
  • Blok Sentral : Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
  • Blok Sekutu : Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia.
Secara umum PD II dibagi dlm 3 tahapan berikut.
  • Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dgn taktik serangan kilat.
  • Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
  • Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
Awal-awalnya Amerika Serikat mempunyai sikap yang netral. Namun setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, maka AS menyatakan perang terhadap Jepang. Kemudian Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Maka pada tanggal 6 Juni 1944 terjadilah pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Negara Jerman bisa dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk membentuk pertempuran sendiri. Negara Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan Sukutu di Jawa dpt direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dgn Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa.

Akhir Perang Dunia II

Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dlm pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.

Blok Sentral menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Di bawah ini faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu di PD II.
  • Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
  • Sekutu memiliki daerah jajahan yang dpt menunjang kebutuhan perang.
  • Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
  • Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dlm blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
Dampak atau Akibat Perang Dunia II

Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dlm berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dlm berbagai bidang.

Dampak PD II dlm Bidang Politik
  • Memunculkan 2 kekuatan besar dunia yaitu Amerika Serikat yang berideologi demokrasi liberalnya (liberalisme), dan Uni Soviet yang berideologi komunis.
  • Terjadi perebutan hegemoni di antara kedua ideologi yang berbeda berakibat munculnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang dingin tersebut sekarang telah berakhir tahun 1991 saat Uni Soviet terpecah menjadi Commonwealth of Independent State (CIS). Pada masa perang dingin ini kedua kekuatan mencoba mempengaruhi negara-negara sepaham utk membentuk aliansi (persekutuan), seperti North Atlantic Treaty Organization (NATO), yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama negara-negara Eropa Barat. Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah Pakta Warsawa, yaitu pertahanan Uni Soviet bersama negara- negara Eropa Timur.
  • Balance of Power Policy mengakibatkan munculnya politik aliansi yang berdasarkan atas kemauan bersama (Collective Security) misalnya adanya METO (middle eastern treaty organiszation) dan SEATO (south east asian treaty organization)
  • Berakhirnya Perang Dunia II membawa dampak jatuhnya imperialis yang membawa dampak menguatnya semangat nasionalisme di wilayah Asia dan Afrika utk melepaskan diri dari penjajahan negara Asing. Misalnya muncul negara-negara baru seperti Indonesia, Filipina, India, Pakistan dan Srilanka. Di Afrika misalnya muncul Mesir dan Aljazair.
Dampak PD II dlm Bidang Ekonomi

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, kondisi di Eropa sangat kacau, sehingga terjadi kesengsaraan dan penderitaan. Amerika Serikat muncul sebagai kreditor bagi seluruh dunia, terutama Eropa. Amerika Serikat sadar bahwa Wilayah Eropa yang rusak akan mudah dikuasai oleh pihak komunis, sehingga harus dibantu. dgn demikian muncul lembaga donatur antara lain:
  • Thruman Doctrin (1947), lembaga ini membantu pertumbuhan ekonomi Yunani dan Turki
  • Marshall Plan (1947), lembaga ini memberi bantuan ekonomi dan militer utk membangun kembali ekonomi atas rencana yang terlebih dahulu dibuat oleh negara-negara Eropa dan disetujui oleh Amerika Serikat.
  • Point Four Thruman, lembaga ini memberikan bantuan kepada negara-negara yang masih terbelakang di Asia dlm bentuk bantuan ekonomi dan militer (Mutual Security Act=MSA)
Dampak PD II dlm Bidang Sosial

Reaksi yang muncul dlm bentuk kerja sama bangsa-bangsa di dunia, salah satunya dgn berlatar belakang dari akibat perang mendorong mereka mendirikan United Nation Relief Rehabilitation Administration (UNRRA) dgn membantu masyarakat yang menderita dlm bentuk
  • Memberi makan terhadap orang-orang terlantar
  • Mengurus pengungsi-pengungsi dan menyatukan anggota keluarga yang terpisah akibat perang
  • Membangun rumah sakit dan balai pengobatan
  • Mengerjakan kembali tanah-tanah yang rusak
Dari kesengsaraan yang kepanjangan membuat manusia ingin mewujudkan perdamaian abadi yaitu dgn membentuk lembaga internasional yang berwibawa dlm melakukan perdamaian, yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945. Para pelopor pendiri PBB antara lain Franklin Delano Roosevelt (AS), Winston Churchill (Inggris) dan Josef Stalin (Uni Soviet).

Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia

Terjadinya PD II secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Di tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda,  dan berarti Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang di Indonesia berjalan sekitar 3,5 tahun. Perang Dunia II berpengaruh bagi Indonesia dlm mencapai kemerdekaan. Kemudian setelah Jepang kalah menyerah terhadap Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, maka Indonesia dlm keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). dgn menyerahnya Jepang maka tidak mempunyai hak memerintah Indonesia. Pada saat itu Sekutu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia utk memproklamasikan kemerdekaan.

Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

Era pendudukan Jepang adalah waktu yang penting dlm sejarah dari bangsa Indonesia. Pendudukan dari Jepang di Indonesia adalah ditujukan utk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. dlm rangka mewujudkan cita-cita tersebut, maka Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Penyerangan tersebut terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Sebagai cara utk menghadapi Jepang, mak Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian Command). Pemimpin ABDACOM bernama Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.

Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. dlm upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura. dgn adanya peristiwa penyerahan tersebut maka secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh Jepang.

Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya diprioritaskan pada dua hal, yaitu:
  • menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
  • memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dlm Perang Asia Timur Raya.
Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. dgn berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.

C. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan Jepang

Era pendudukan Jepang berbeda dgn era pendudukan Belanda. Saat penjajahan Belanda pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sipil. Sedangkan pada masa Jepang dipimpin oleh militer. dlm menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dlm tiga wilayah kekuasaan militer.
  • Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara keenambelas dgn pusatnya di Batavia (Jakarta).
  • Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dgn pusatnya di Bukittinggi.
  • Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar (Ujungpandang).

Belajar Tentang Negara Maju Dan Negara Berkembang

Negara maju dan negara berkembang merupakan dua kelompok negara yang berbeda dalam hal keadaan kualitas penduduknya. Atas dasar kualitas penduduk inilah yang akan memisahkan status kekuatan negara satu dengan negara lainnya dari berbagai bidang. Dan bidang yang paling mencolok sebagai bentukperbedaan antara negara maju dan negara berkembang adalah bidang ekonomi. Pada kesempatan kali ini saya bermaksud mengulas materi IPS SMP Kelas IX tentang negara maju dan negara berkembang mulai dari pengertian masing-masing, ciri-ciri dari masing-masing kelompok, dan contoh negara maju dan berkembang.

Sebagai awal pembahasan ada baiknya kita mengetahui tentang indikator negara berkembang dan negara maju. Sebagai seorang yang ingin mengamati perbedaan negara maju dan negara berkembang, kita harus mengetahui tiga kunci utama suatu negara untuk dapat dikatakan sebagai negara maju dan negara berkembang. Tiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Kualitas bidang kesehatan,
  2. Kualitas bidang pendidikan, dan
  3. Kualitas bidang pendapatan masyarakat
Kenapa tiga hal tersebut yang menjadi tolok ukur suatu negara dikatakan negara maju dan negara berkembang? Karena ketiga hal tersebut adalah tiga kunci utama tolok ukur suatu kesejahteraan rakyat di suatu negara. Negara yang berkembang memiliki kesejahteraan rakyat yang masih kurang memadahi dan negara maju memiliki kesejahteraan rakyat yang sudah memadahi.

Pengertian Negara Berkembang

Secara umum, negara berkembang dijelaskan sebagai negara yang memiliki tingkat kesejahteraan materi yang masih rendah. Dalam PBB, Kofi Annan menyatakan negara berkembang adalah negara yang memperbolehkan seluruh warga negaranya menikmati hidup yang bebas dan sehat dalam lingkungan yang aman. 

Ciri-Ciri Negara Berkembang

Negara berkembang memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat pada beberapa bidang kehidupan masyarakat. Bidang paling menonjol adalah bidang ekonomi dan kualitas penduduk yang meliputi kualitas pendidikan dan keahlian. Negara berkembang memiliki kecenderungan kegiatan ekonomi di agraris, dimana pengaruh terhadapa perkembangan ekonomi sangatlah lambat. Berikut ini adalah ciri-ciri negara berkembang dari beberapa bidang kehidupan warganya:
  • Memiliki tingkat pendapatan per kapita (pendapatan ekonomi keluarga) yang kecil,
  • Pertumbuhan ekonomi sangat lambat,
  • Tingkat pendidikan warga yang masih rendah. Perbandingan antara warga yang melek huruf dan yang buta huruf masih tinggi yang buta huruf,
  • Tingkat produktivitas atau skill tenaga kerja lokal yang masih rendah,
  • Memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,
  • Beban tanggungan warga/keluarga yang tinggi,
  • Tingkat pengangguran semu yang tinggi,
  • Mengalami ketergantungan pada produksi pertanian dan ekspor produk primer,
  • Tingkat ketergantungan akan hubungan internasional yang masih tinggi, dan 
  • Keterbatasan pada akses lingkungan fisik dan ketergantungan dengan kemampuan negara lain yang lebih maju.

Contoh Negara Berkembang

Contoh negara berkembang mayoritas berasal dari Asia, Afrika, dan Amreika Latin yang masih menerapkan sistem perekeonomian bertumpu pada sektor agraris. Contohnya adalah : Indonesia, Bangladesh, Kenya, Nogeria, Ethiopia, Guatemala, Elsalvador, dan negara lainnya di kawasan Asia, Afrika, dan Amreika Latin.

Pengertian Negara Maju

Negara maju adalah sebutan untuk negara dengan standar hidup yang relatif tinggi dalam berbagai aspek kehidupan dengan dukungan teknologi tinggi dan pemerataan ekonomi untuk semua warga. Indikator utama dari negara maju adalah tingkat kesejahteraan warga yang terjamin dipandang dari tiga hal utama tolok ukur kesejahteraan. SDM yang memiliki pendidikan memadahiu dan kemampuan untuk mengelola SDA yang dimiliki negaranya aalah modal awal suatu negara disebut sebagai negara maju.

Ciri-Ciri Negara Maju

Ciri-ciri negara maju dapat dilihat dari bebragai sektor, sama halnya ciri-ciri negara berkembang. Hanya saja kualitasnya jauh lebih baik. Berikut ii adalah ciri-ciri negara maju dilihat dari berbagai bidang:
  • Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pesat,
  • Kegiatan ekonomi penduduk menitik beratkan pada kegiatan ekonomi industri dan jasa,
  • Standar dan pencapaian pendidikan bagi warga yang sudah tinggi,
  • Pendapatan per kapita yang tinggi,
  • Kualitas tenaga kerja dengan produktivitas tinggi,
  • Tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah,
  • Lapangan kerja yang memadahi sehingga tingkat pengangguran semu dapat dicegah,
  • Memiliki orientasi hasil produk sekunder dan tersier, dan
  • Mampu berkembang meskipun dalam lingkungan fisik yang terbatas dan SDA yang terbatas.

Contoh Negara Maju

Sebagai contoh negara maju dapat dilihat dari beberapa benua di dunia. Paling banyak memang berasal dari benua Eropa, yang mayoritas negara di sana disebut sebagai negara maju. Yang lainnya berada di Amerika dan ada juga yang berasal dari Asia seperti Jepang dan Singapura.

Sebenarnya tidak ada konferensi resmi yang membahas dan mengklaim sebagai lembaga resmi yang mengatur dan mengelompokkan negara maju dan negara berkembang. Sebutan ini hanya difungsikan untuk mempermudah pengelompokkan negara-negara berdasarkan kualitas beberapa sektor vital negara.